Senin, 21 Desember 2015

Sekilas tentang sejarah Turki

Turki merupakan negara di semenanjung Arab yang sebagian wilayahnya termasuk dalam wilayah eropa. Ketika berbicara tentang Turki maka akan sangat berdekatan dengan pembahasan tentang Khilafah, Mustafa Kemal Pasha (Attaturk), Sekuler dan Kekuatan Islam. Negara ini pernah menjadi pusat kekuatan Khilafah Islam dengan panji – panji Dinasti Turki Usmani yang pernah menuai tinta emasnya bagi sejarah peradaban Islam, yang mungkin akan terus dikenang dan akan saat sulit untuk terulang yaitu ketika pada tahun 1453 kota Konstantinopel jatuh ke pangkuan umat muslim ditandai dengan kota tersebut berganti nama menjadi Islambul (Istanbul) yang memiliki arti kota islam.
Selama delapan abad tak terkalahkan dan menjadi dinasti yang luar biasa besar secara wilayah maupun pengaruh menjadikan kota istanbul, pusat kekuasaan Turki Usmani menjadi kiblat peradaban dunia yang pada saat yang sama, di belahan bumi eropa baru mulai terbangun pemahaman tentang peradaban. Turki merupakan salah satu bagian terpenting dari sejarah Islam modern. Namun sejarah yang masih diingat dan akan terus diingat oleh umat Muslim sedunia itu pun, adalah bahwa sejarah kegemilangan Khilafah yang pada akhirnya berakhir juga.
Seorang pemimpin Turki baru yang menurut kaum nasionalis dunia, termasuk soekarno berhasil menyelamatkan kerajaan Turki Usmani yang di juluki oleh eropa orang pesakitan dari timur dari kehancuran total yang di sebabkan penjajahan eropa dan pasca perang dunia I. Pencipta Turki Modern dan atas jasanya mendapat gelar Ataturk ( Bapak Turki ) dialah Mustafa Kemal pasha (Ataturk) dari salonika, wilayah Yunani yang dikuasai oleh dinasti Turki Usmani. Turki di bawah Mustafa Kemal merubah wajah turki yang awalnya agamais menjadi lebih modern, yaitu dengan perubahan sistem khilafah menjadi Republik yang secara resmi diumumkan pada tanggal 3 Maret tahun 1924.
Pasca menjadi Republik, Turki mendeklarasikan diri sebagai negara sekuler, posisi agama berada di ruang privat di bawah kontrol negara. Sekularisme bagi Mustafa adalah pilihan paling tepat untuk membawa Turki menjadi negara lebih baik sejajar dengan negara-negara Barat, khususnya Eropa. Menurutnya, sekularisme adalah motor penggerak kemajuan pembangunan, sebaliknya, Islam di mata Mustafa Kemal adalah statis dan hanya menghambat pembangunan, sehingga ia tidak memberikan ruang kekebasan bagi apa pun yang berbau Islam, dalam salah satu buku yang tulis oleh tokoh wanita turki, Halide Edip Hanoum mengatakan bahwa tujuan sekulerisme ini adalah memerdekan negara dari pengaruh agama dan membebaskan agama dari kekuatan negara sehingga tidak tergantung atau mengukung satu sama lain dalam berkembang.  Di era Ataturk, Turki dipaksa menjalankan tradisi-tradisi modern Barat dan menghapus tradisi-tradisi berbau etnis dan agama dalam rangka mencapai nasionalisme yang kuat. Hal ini terlihat dari proses sekulerisasi di banyak bidang, yakni politik, hukum, pendidikan, bahasa, budaya, dan sebagainya yang menutup akses bagi ajaran agama Islam yang murni untuk masyarakat Turki.
 Gagasan sekularisme semakin kokoh karena konstitusi Turki mengehendaki itu, dengan dikawal militer, yang berada di bawah kontrol Mustafa Kemal. Militer adalah tangan besi kekuasaannya untuk mendukung gagasannya. Dalam tubuh masyarakat turki mengalir darah kekuatan milter yang luar biasa besar semenjak zaman Turki Usmani bahkan sampai sekarang.
Ketika menilai seorang Mustafa Kemal akan didapati dua pertentangan besar yaitu, penilaian dari sudut pandang nasionalis dan penilaian dari sudut pandang agama. Dari sudut pandang nasionalis akan di dapat seorang sosok pahlawan dan pejuang kemerdekaan tanah air, pemilik rasa nasionalisme yang sangat tinggi dengan gaya diktaktor ala militer yang di milikinya mampu membawa Turki untuk bangkit dari jurang kehancuran menuju turki modern yang sejajar dengan eropa sesuai cita – citanya. Mustafa Kemal adalah seorang yang nasionalis karena lingkungan tempat belajar /studi beliau mulai mengenal peradaban-peradaban barat yang menarik perhatiannya kemudian karena dukungannya sahabatnya Ali fethi beliau mulai mengenal politik, karena beliau seorang yang nasionalis di Turki beliau berkeinginan untuk mengadakan perubahan-perubahan atau dalam bentuk Westernisasi sekularisasi di Turki dengan paham atau ide nasionalisme yang dianutnya.
Namun dari sudut agama dengan digalakannya gerakan sekulerisme, yang menurut Muhammad Arkoun adalah sikap spirit dan merupakan kompetisi untuk menguasai kebenaran atau mencapai kebenaran. Menurut beliau adalah sikap terhadap pengetahuan yaitu sikap yang berupaya menjadi terbuka dan bebas sampai sejauh mungkin, atau sampai batas yang memungkinkannya tidak hanya syarat - syarat politis dan sosial, tetapi juga kemajuan metodelogi, pengetahuan dan teknik yang mendominasi dalam suatu masa dan tempat, akan tetapi menurut Ahmad Syalaby pengertian sekuler yang lebih populer berbeda dengan pengertian sekuler diatas, karena pengertian sekuler yang lebih populer itu hampir sama dengan pengertian atheis. Pengertian sekuler inilah yang gerakan di Turki pada masa Mustafa Kemal jadi sangat wajar, jika pada akhirnya pada saat ini sangat banyak kaum agamais yang mengutuk Mustafa Kemal Attaturk. Salah satu imbas dari kebijakan ini adalah runtuhnya khilafah yang merupakan lambang atau alat kepemimpinan umat islam.

Tidak ada komentar: