Turki merupakan
negara di semenanjung Arab yang sebagian wilayahnya termasuk dalam wilayah eropa.
Ketika berbicara tentang Turki maka akan sangat berdekatan dengan pembahasan
tentang Khilafah, Mustafa Kemal Pasha (Attaturk), Sekuler dan Kekuatan Islam. Negara
ini pernah menjadi pusat kekuatan Khilafah Islam dengan panji – panji Dinasti
Turki Usmani yang pernah menuai tinta emasnya bagi sejarah peradaban Islam, yang
mungkin akan terus dikenang dan akan saat sulit untuk terulang yaitu ketika
pada tahun 1453 kota Konstantinopel jatuh ke pangkuan umat muslim ditandai
dengan kota tersebut berganti nama menjadi Islambul (Istanbul) yang memiliki
arti kota islam.
Selama delapan
abad tak terkalahkan dan menjadi dinasti yang luar biasa besar secara wilayah
maupun pengaruh menjadikan kota istanbul, pusat kekuasaan Turki Usmani menjadi
kiblat peradaban dunia yang pada saat yang sama, di belahan bumi eropa baru
mulai terbangun pemahaman tentang peradaban. Turki merupakan salah satu bagian
terpenting dari sejarah Islam modern. Namun sejarah yang masih diingat dan
akan terus diingat oleh umat Muslim sedunia itu pun, adalah bahwa sejarah
kegemilangan Khilafah yang pada akhirnya berakhir juga.
Seorang
pemimpin Turki baru yang menurut kaum nasionalis dunia, termasuk soekarno
berhasil menyelamatkan kerajaan Turki Usmani yang di juluki oleh eropa orang pesakitan dari timur dari
kehancuran total yang di sebabkan penjajahan eropa dan pasca perang dunia I.
Pencipta Turki Modern dan atas jasanya mendapat gelar Ataturk ( Bapak Turki )
dialah Mustafa Kemal pasha (Ataturk) dari salonika, wilayah Yunani yang
dikuasai oleh dinasti Turki Usmani. Turki di bawah Mustafa Kemal merubah wajah
turki yang awalnya agamais menjadi lebih modern, yaitu dengan perubahan sistem
khilafah menjadi Republik yang secara resmi diumumkan pada tanggal 3 Maret
tahun 1924.
Pasca menjadi
Republik, Turki mendeklarasikan diri sebagai negara sekuler, posisi agama
berada di ruang privat di bawah kontrol negara. Sekularisme bagi Mustafa adalah
pilihan paling tepat untuk membawa Turki menjadi negara lebih baik sejajar
dengan negara-negara Barat, khususnya Eropa. Menurutnya, sekularisme adalah
motor penggerak kemajuan pembangunan, sebaliknya, Islam di mata Mustafa Kemal
adalah statis dan hanya menghambat pembangunan, sehingga ia tidak memberikan
ruang kekebasan bagi apa pun yang berbau Islam, dalam salah satu buku yang
tulis oleh tokoh wanita turki, Halide Edip Hanoum mengatakan bahwa tujuan
sekulerisme ini adalah memerdekan negara dari pengaruh agama dan membebaskan
agama dari kekuatan negara sehingga tidak tergantung atau mengukung satu sama
lain dalam berkembang. Di era Ataturk,
Turki dipaksa menjalankan tradisi-tradisi modern Barat dan menghapus
tradisi-tradisi berbau etnis dan agama dalam rangka mencapai nasionalisme yang
kuat. Hal ini terlihat dari proses sekulerisasi di banyak bidang, yakni
politik, hukum, pendidikan, bahasa, budaya, dan sebagainya yang menutup akses
bagi ajaran agama Islam yang murni untuk masyarakat Turki.
Gagasan sekularisme semakin kokoh karena
konstitusi Turki mengehendaki itu, dengan dikawal militer, yang berada di bawah
kontrol Mustafa Kemal. Militer adalah tangan besi kekuasaannya untuk mendukung
gagasannya. Dalam tubuh masyarakat turki mengalir darah kekuatan milter yang
luar biasa besar semenjak zaman Turki Usmani bahkan sampai sekarang.
Ketika menilai
seorang Mustafa Kemal akan didapati dua pertentangan besar yaitu, penilaian
dari sudut pandang nasionalis dan penilaian dari sudut pandang agama. Dari
sudut pandang nasionalis akan di dapat seorang sosok pahlawan dan pejuang
kemerdekaan tanah air, pemilik rasa nasionalisme yang sangat tinggi dengan gaya
diktaktor ala militer yang di milikinya mampu membawa Turki untuk bangkit dari
jurang kehancuran menuju turki modern yang sejajar dengan eropa sesuai cita –
citanya. Mustafa Kemal adalah seorang yang nasionalis karena lingkungan tempat
belajar /studi beliau mulai mengenal peradaban-peradaban barat yang menarik
perhatiannya kemudian karena dukungannya sahabatnya Ali fethi beliau mulai
mengenal politik, karena beliau seorang yang nasionalis di Turki beliau
berkeinginan untuk mengadakan perubahan-perubahan atau dalam bentuk
Westernisasi sekularisasi di Turki dengan paham atau ide nasionalisme yang
dianutnya.
Namun dari
sudut agama dengan digalakannya gerakan sekulerisme, yang menurut Muhammad
Arkoun adalah sikap spirit dan merupakan kompetisi untuk menguasai kebenaran
atau mencapai kebenaran. Menurut beliau adalah sikap terhadap pengetahuan yaitu
sikap yang berupaya menjadi terbuka dan bebas sampai sejauh mungkin, atau
sampai batas yang memungkinkannya tidak hanya syarat - syarat politis dan sosial,
tetapi juga kemajuan metodelogi, pengetahuan dan teknik yang mendominasi dalam
suatu masa dan tempat, akan tetapi menurut
Ahmad Syalaby pengertian sekuler yang lebih populer berbeda dengan pengertian
sekuler diatas, karena pengertian sekuler yang lebih populer itu hampir sama
dengan pengertian atheis. Pengertian sekuler inilah yang gerakan di Turki pada
masa Mustafa Kemal jadi sangat wajar, jika pada akhirnya pada saat ini sangat
banyak kaum agamais yang mengutuk Mustafa Kemal Attaturk. Salah satu imbas dari
kebijakan ini adalah runtuhnya khilafah yang merupakan lambang atau alat
kepemimpinan umat islam.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar