Kamis, 03 Desember 2015

Malaikat Kecil Ikatan


Salah satu karya yang mengantarkan ku pada sebuah jenjang yang lebih baik dan merupakan awal dari terbentuknya yang karakter ku sekarang. Tulisan yang terlahir dari pengetahuan, kegelisahan serta solusi yang di tawarkan atas kondisi yang ada. semoga mencerahkan :)


sekali lagi kukatakan padamu,  tak pernah kupaksakan untuk membaca, mempercayai dan membenarkan tulisanku ini.




MALAIKAT KECIL IKATAN

      A.  IMM berserta tujuannya
            Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah organisasi Kemahasiswaan yang lahir pada 14 maret 1964 di tengah gejolak politik kala itu.di bentuknya IMM  adalah sebagai wadah bagi kader kader muda muhammadiyah dalam pergerakannya. Posisi di IMM adalah sebagai ortom sehingga tujuan IMM adalah mengusahakan terbentuknya akademisi islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan muhammadiyah.
            Dari sini tujuan ikatan merupakan cita cita dari personal kader dan organisasi secara kolektif menjadikan spirit dalam diri untuk berproses dalam menjalankan kehidupan serta roda organisasi ikatan sebagai pionir muhammadiyah dalam hal keilmuan, hal ini karena kan tujuan serta basis massa dalam ikatan merupakan masyarakat akademis yang berpikir rasional.
            Melihat tujuan serta harapan muhammadiyah terhadap ikatan bahwa yang dilakukan oleh ikatan adalah gerakan ilmu amaliah dan amal ilmiah. Ikatan memiliki tugas berat, di karenakan ikatan sebagai proses dan eksprimentasi masyarakat ilmu sebagai mana di katakan kuntowijoyo sebagai masyarakat ilmu.
            Masyarakat ilmu mempunyai kerangka berpikir yang bersifat ilmiah, rasional, terbuka dan melakukan praksis kemanusiaan. Gerakan ilmu dalam ikatan merupakan kewajiban berbasis disiplin keilmuan kader bukan dalam nalar politid atau ideologis. Hal inilah yang membedakan organisasi pergerakan lain di luar lingkungan muhammadiyah.
            Gerakan ilmu Ikatan yang tertanam dalam diri kader merupakan tindakan praktis kemanusiaan di dasarkan pada basis keilmuan kader dalam upaya beribadah kepada allah. Begitu pula, yang dilakukan oleh ikatan merupakan konsekuensi masyarakat ilmu yang bersifat praksis kemanusiaan. Selanjutnya, yang di lakukan kader Ikatan maupun ikatan secara organisatoris merupakan cerminan dari pengetahuan yang berdialektika dengan agama, dalam rangka meningkatkan ibadah kepada Allah.
            Melihat tujuan ikatan yang melahirkan gerakan ilmu, konsep keilmuan yang dimiliki oleh ikatan berbeda dengan keilmuan Antonio Gramsci. Kerangka keilmuan ikatan secara teori memiliki kedekatan dengan Gramsci tetapi yang membedakan adanya nilai transdental yang dimiliki ikatan merupakan pengejawahtan terhadap Islam. Lontaran tersebut merupakan interpretasi yang singkat dari tujuan IMM.
                  
                  B.    Profil Kader IMM

kamu dalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkardan beriman kepada Tuhan”

        Ikatan merupakan pergerakan kemahasiswaan yang basis Kadernya adalah mahasiswa memiliki kultur berbeda dengan pergerakan lainnya karena ikatan masih dalam lingkungan Muhammadiyah untuk bangsa dan agama islam. Oleh karena itu, perlu mengedepankan bidang yang tertuang dalam trilogi IMM : kemahasiswaan, keagamaan dan kemasyarakatan.
           Trilogi yang dimiliki ikatan ini merupakan tugas berat kader kader IMM untuk melaknsanakan ketiganya sebagai cermianan dalam gerakan transportasi sosial (manifesto GIP, A.H.Sani).
  Keagamaan. Sebagaimana diungkap oleh hasan Hanafi dalam melakukan tugas pembanguna peradaban, maka seorang kader menguasai tiga tradisi. Pertama, tradisi klasik yang digunakan agama sebagai semangat pembebasan dan praksis sosial. Kedua, tradisi sekarang yang di sebut oksidentalism. Umat islam melihat peradaban barat yang sangat maju dan kita belajar pada mereka dengan melengkapinya sehingga memiliki kedudukan yang sama antara barat dengan islam dalm mengkaji pengetahuan.ketiga, tradisi masa depan yakni tradisi yang menjadikan islam bersentuhan dengan tradisi sekarang dan meramal kan islam merekontruksi peradaban.
    Kemahasiswaan, Gerakan yang di lakukan Ikatan memiliki sifat keilmuan yang akademis sebagai pengembangan dari kekayaam ilmu kader. Bentuk tranformasi sosial serta kesatuan paradigma gerakan yang di lakukan ikatan bersikap profesional, Tetapi ketika sudah selesai dari Ikatan maka bentuk tranformasi desesuaikan dengan keahlian  dan basis keilmuan kader.
    Kemasyarakatan, seorang kader menjadi inti dalam masyarakat yang mampu mentransformasi kan nilai nilai islam dalam kehidupan bermasyarakat. KH Ahmad Dahlan telah memberikan contoh bagaimana seorang kader harus bersikap yaitu berlandaskan pada surat Al- Ma’un.menolong orang miskin, anak yatim namu tetap menjalankan sholat.
            Kader Ikatan harus mampu unggul dalam tiga bidang tersebut, itulah yang membedakan kader ikatan dengan organ lain di luar muhammad. Muhammad SAW adalah teladan utama bagi seluruh kader ikatan dalam menggapai Kader Intelektual Profetik.


                   C.     Instruktur

“hei malaikat, dimana dirimu sekarang ?bukankah kau yang mengenalkan dunia ini padaku, lalu mengapa kau sekarang seolah olah pergi entah kemana ! hei malaikat, kembalilah aku memanggilmu”

            Ikatan adalah wadah bagi seorang mahasiswa untuk berproses, dan seorang mahasiswa sudah bisa di sebut kader ikatan jika sudah mengikuti pengkaderan dasar (DAD). Dalam Ikatan terdapat tiga jejang pengkaderan utama; Darul Aqrom Dasar  (DAD), Darul Aqrom Madya (DAM), Darul Aqrom Paripurna (DAP) dan setiap pengakderan ada Kader yang bertugas sebagai  master Of training (MOT), syarat menjadi MOT adalah sudah bergelar Instrukutur yang lekat dengan julukan malaikat kecil ikatan karena ini lah awal penciptaan kader ikatan.
            Dalam setiap pengkaderan di harapkan akan terlahir kader kader ikatan yang nantinya akan mampu mengemban tongkat estafet kepimpinan ikatan dengan kemampuan minimal setara dengan kader yang bertugas sebagai instuktur. Namun, kondisi sekarang ikatan seolah olah bagaikan pohon pisang, besar dan mempunyai banyak kulit tapi sangat mudah sekali di robohkan bahkan dengan pisau kecil ! kader yang kurang militan, intelektual kader yang kurang terasah ini adalah alasan umum yang sering di katakan sumber utama masalh kita, tapi andai kan kita mau jujur semua ini terjadi karena kurang maksimalnya pengkaderan yang kita lakukan.apa yang kita petik hari ini adalah hasil dari apa yang kita tanam kemarin.
            Kurang maksimalnya pengkaderan bisa disebabkan oleh banyak faktor  pertama, berorientasi pada jumlah kader yang banyak. Hal ini sering terjadi terutama pada perguruan tinggi muhammadiyah bahkan di beberapa komisariat mewajibkan mahasiswa di fakultas untuk mengikuti pengkaderan (DAD), seharusnya setiap melaksanakan sebuah pengkderan ita harus berorientasi pada hasil output yang akan kita capai bukan jumlah kader yang akan kita miliki. Sesuai SPI yang mengatur bahwa dalam pengkaderan efektinya perbandingan instrukutur dengan peserta adalah 1 : 5.
            Kedua, kurangnya follow up setelah pengkaderan. Kegiatan pengkaderan (kita ambil contoh DAD) merupakan pintu gerbang bagi seorang mahasiswa yang ingin bergabung dengan ikatan bukan sebuah sebuah puncak makanya harus ada sebuah follow up atau tindak lanjut untuk mengembang potensi kader sehingga dengan mudah terarahkan dengan sendirinya. Berkaca pada yang telah lalu sepi nya follow up ini lah yang menyebakan rontoknya kader ikatan, andai saat pengkaderan yang mengikuti 30 peserta maka hampir setengah dari jumlah itu akan menghilang.
Ketiga, seleksi alam; selain sepinya follow up, seleksi alam merupakan tantangan bagi organisasi dalam menjaga kadernya. Dalam hal ini sangat di perlukanya sebuah strategi cerdas dari instruktur dan juga pimpinan. Sebagai seorang instruktur harus mampu bersikap di depan kadernya elok nan anggun bak malaikat, mampu menjadi Uswatun khasanah. Harusnya seorang instrutur menjadi seperti  MOT bukan hanya dalam kegiatan perkaderan saja tapi dalam kehidupan sehari hari. Bahkan yang miris lagi instruktur hanya terlihat saat pengkaderan saja wajar jika kader kita berkata :“hei malaikat, dimana dirimu sekarang ? bukankah kau yang mengenalkan dunia ini padaku, lalu mengapa kau sekarang seolah olah pergi entah kemana ! hei malaikat, kembalilah aku memanggilmu”
            Kita sadar bahwa tanggung jawab kader sesungguhnya bukan hanya milik instruktur namu semua pimpinan. Pimpinan selain harus mampu mengkemas kegiatan ikatan yang semenarik mungkin juga harus harus mampu berkolaborasi dengan instruktur agar terwujudnya pengkaderan yang masif. Tentu hal ini tidak bisa di lakukan hanya kegiatan formal saja, kita harus mampu lakukan sebuah pendekatan kulturan agar kader dapat merasa nyaman dengan seniornya.  Salah satu konsep pendekatan kulturan yang mungkin  sedang  berjalan adalah konsep SAHABAT.
            Konsep ini saya namakan sahabat di karena seorang pimpinan / instrukutur bukan hanya dekat dalam hal organisasi namun juga kehidupan kader secara utuh.konsep ini bisa di katakan sebagai bagi bagi kader dan biasanya setiap pimpinan / instruktur akan efektif dalam menjalankan misinya dengan perbandingan 1 pimpinan / instruktur memegang 3-5 kader baru.
            Instrukutur memang manusia biasa yang juga tersibukan dengan aktifitas keduniaannya, julukan malaikat kecil merupakan perumpamaan posisi dirinya dalam ikatan. Namun, penting untuk instrukutur mengerti tanggung jawabnya  tanpa melupakan kealfaan manusianya.
            Pengoptimalan dan pemantapan peran instruktur tentu dapat terwujud jika isntrukutur  mengerti akan tanggung jawabnya.

“istiqomah dalam perubahan, ikatan berperang melawan seleksi alam.bukan hanya untuk kita tonton tapi kita teriakan LAWAN”



Refrensi terbesar karya ini adalah buku manifesto gerakan intelektual profetik. Terimakasih :)

Tidak ada komentar: