Salah satu karya yang mengantarkan ku pada sebuah jenjang yang lebih baik dan merupakan awal dari terbentuknya yang karakter ku sekarang. Tulisan yang terlahir dari pengetahuan, kegelisahan serta solusi yang di tawarkan atas kondisi yang ada. semoga mencerahkan :)
sekali lagi kukatakan padamu, tak pernah kupaksakan untuk membaca, mempercayai dan membenarkan tulisanku ini.
MALAIKAT
KECIL IKATAN
A. IMM berserta tujuannya
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah
organisasi Kemahasiswaan yang lahir pada 14 maret 1964 di tengah gejolak
politik kala itu.di bentuknya IMM adalah
sebagai wadah bagi kader kader muda muhammadiyah dalam pergerakannya. Posisi di
IMM adalah sebagai ortom sehingga tujuan IMM adalah mengusahakan terbentuknya akademisi islam yang berakhlak mulia dalam
rangka mencapai tujuan muhammadiyah.
Dari sini tujuan ikatan merupakan
cita cita dari personal kader dan organisasi secara kolektif menjadikan spirit
dalam diri untuk berproses dalam menjalankan kehidupan serta roda
organisasi ikatan sebagai pionir muhammadiyah dalam hal keilmuan, hal ini
karena kan tujuan serta basis massa dalam ikatan merupakan masyarakat akademis
yang berpikir rasional.
Melihat tujuan serta harapan
muhammadiyah terhadap ikatan bahwa yang dilakukan oleh ikatan adalah gerakan
ilmu amaliah dan amal ilmiah. Ikatan memiliki tugas berat, di karenakan ikatan
sebagai proses dan eksprimentasi masyarakat ilmu sebagai mana di katakan
kuntowijoyo sebagai masyarakat ilmu.
Masyarakat ilmu mempunyai kerangka
berpikir yang bersifat ilmiah, rasional, terbuka dan melakukan praksis
kemanusiaan. Gerakan ilmu dalam ikatan merupakan kewajiban berbasis disiplin
keilmuan kader bukan dalam nalar politid atau ideologis. Hal inilah yang
membedakan organisasi pergerakan lain di luar lingkungan muhammadiyah.
Gerakan ilmu Ikatan yang tertanam
dalam diri kader merupakan tindakan praktis kemanusiaan di dasarkan pada basis
keilmuan kader dalam upaya beribadah kepada allah. Begitu pula, yang dilakukan
oleh ikatan merupakan konsekuensi masyarakat ilmu yang bersifat praksis
kemanusiaan. Selanjutnya, yang di lakukan kader Ikatan maupun ikatan secara
organisatoris merupakan cerminan dari pengetahuan yang berdialektika dengan
agama, dalam rangka meningkatkan ibadah kepada Allah.
Melihat tujuan ikatan yang
melahirkan gerakan ilmu, konsep keilmuan yang dimiliki oleh ikatan berbeda
dengan keilmuan Antonio Gramsci. Kerangka keilmuan ikatan secara teori memiliki
kedekatan dengan Gramsci tetapi yang membedakan adanya nilai transdental yang
dimiliki ikatan merupakan pengejawahtan terhadap Islam. Lontaran tersebut
merupakan interpretasi yang singkat dari tujuan IMM.
B. Profil
Kader IMM
“kamu dalah umat yang terbaik yang dilahirkan
untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkardan
beriman kepada Tuhan”
Ikatan merupakan pergerakan
kemahasiswaan yang basis Kadernya adalah mahasiswa memiliki kultur berbeda
dengan pergerakan lainnya karena ikatan masih dalam lingkungan Muhammadiyah
untuk bangsa dan agama islam. Oleh karena itu, perlu mengedepankan bidang yang
tertuang dalam trilogi IMM : kemahasiswaan, keagamaan dan kemasyarakatan.
Trilogi yang dimiliki ikatan ini merupakan
tugas berat kader kader IMM untuk melaknsanakan ketiganya sebagai cermianan
dalam gerakan transportasi sosial (manifesto GIP, A.H.Sani).
Keagamaan. Sebagaimana diungkap oleh
hasan Hanafi dalam melakukan tugas pembanguna peradaban, maka seorang kader
menguasai tiga tradisi. Pertama, tradisi
klasik yang digunakan agama sebagai semangat pembebasan dan praksis sosial. Kedua, tradisi sekarang yang di sebut oksidentalism. Umat islam melihat
peradaban barat yang sangat maju dan kita belajar pada mereka dengan
melengkapinya sehingga memiliki kedudukan yang sama antara barat dengan islam
dalm mengkaji pengetahuan.ketiga, tradisi
masa depan yakni tradisi yang menjadikan islam bersentuhan dengan tradisi
sekarang dan meramal kan islam merekontruksi peradaban.
Kemahasiswaan, Gerakan yang di
lakukan Ikatan memiliki sifat keilmuan yang akademis sebagai pengembangan dari
kekayaam ilmu kader. Bentuk tranformasi sosial serta kesatuan paradigma gerakan
yang di lakukan ikatan bersikap profesional, Tetapi ketika sudah selesai dari
Ikatan maka bentuk tranformasi desesuaikan dengan keahlian dan basis keilmuan kader.
Kemasyarakatan, seorang kader
menjadi inti dalam masyarakat yang mampu mentransformasi kan nilai nilai islam
dalam kehidupan bermasyarakat. KH Ahmad Dahlan telah memberikan contoh
bagaimana seorang kader harus bersikap yaitu berlandaskan pada surat Al-
Ma’un.menolong orang miskin, anak yatim namu tetap menjalankan sholat.
Kader Ikatan harus mampu unggul
dalam tiga bidang tersebut, itulah yang membedakan kader ikatan dengan organ
lain di luar muhammad. Muhammad SAW adalah teladan utama bagi seluruh kader
ikatan dalam menggapai Kader Intelektual Profetik.
C. Instruktur
“hei
malaikat, dimana dirimu sekarang ?bukankah kau yang mengenalkan dunia ini
padaku, lalu mengapa kau sekarang seolah olah pergi entah kemana ! hei
malaikat, kembalilah aku memanggilmu”
Ikatan adalah wadah bagi seorang
mahasiswa untuk berproses, dan seorang mahasiswa sudah bisa di sebut kader
ikatan jika sudah mengikuti pengkaderan dasar (DAD). Dalam Ikatan terdapat tiga
jejang pengkaderan utama; Darul Aqrom Dasar
(DAD), Darul Aqrom Madya (DAM), Darul Aqrom Paripurna (DAP) dan setiap
pengakderan ada Kader yang bertugas sebagai
master Of training (MOT), syarat menjadi MOT adalah sudah bergelar
Instrukutur yang lekat dengan julukan malaikat
kecil ikatan karena ini lah awal penciptaan kader ikatan.
Dalam setiap pengkaderan di harapkan
akan terlahir kader kader ikatan yang nantinya akan mampu mengemban tongkat
estafet kepimpinan ikatan dengan kemampuan minimal setara dengan kader yang
bertugas sebagai instuktur. Namun, kondisi sekarang ikatan seolah olah bagaikan
pohon pisang, besar dan mempunyai banyak kulit tapi sangat mudah sekali di
robohkan bahkan dengan pisau kecil ! kader yang kurang militan, intelektual
kader yang kurang terasah ini adalah alasan umum yang sering di katakan sumber
utama masalh kita, tapi andai kan kita mau jujur semua ini terjadi karena kurang
maksimalnya pengkaderan yang kita lakukan.apa
yang kita petik hari ini adalah hasil dari apa yang kita tanam kemarin.
Kurang maksimalnya pengkaderan bisa
disebabkan oleh banyak faktor pertama, berorientasi pada jumlah kader
yang banyak. Hal ini sering terjadi terutama pada perguruan tinggi muhammadiyah
bahkan di beberapa komisariat mewajibkan mahasiswa di fakultas untuk mengikuti
pengkaderan (DAD), seharusnya setiap melaksanakan sebuah pengkderan ita harus
berorientasi pada hasil output yang akan kita capai bukan jumlah kader yang
akan kita miliki. Sesuai SPI yang mengatur bahwa dalam pengkaderan efektinya
perbandingan instrukutur dengan peserta adalah 1 : 5.
Kedua,
kurangnya follow up setelah pengkaderan. Kegiatan pengkaderan (kita ambil
contoh DAD) merupakan pintu gerbang bagi seorang mahasiswa yang ingin bergabung
dengan ikatan bukan sebuah sebuah puncak makanya harus ada sebuah follow up
atau tindak lanjut untuk mengembang potensi kader sehingga dengan mudah
terarahkan dengan sendirinya. Berkaca pada yang telah lalu sepi nya follow up ini lah yang menyebakan rontoknya kader ikatan,
andai saat pengkaderan yang mengikuti 30 peserta maka hampir setengah dari
jumlah itu akan menghilang.
Ketiga,
seleksi alam; selain sepinya follow up, seleksi alam merupakan tantangan bagi
organisasi dalam menjaga kadernya. Dalam hal ini sangat di perlukanya sebuah strategi
cerdas dari instruktur dan juga pimpinan. Sebagai seorang instruktur harus
mampu bersikap di depan kadernya elok nan
anggun bak malaikat, mampu menjadi Uswatun khasanah. Harusnya seorang
instrutur menjadi seperti MOT bukan hanya dalam kegiatan perkaderan saja
tapi dalam kehidupan sehari hari. Bahkan yang miris lagi instruktur hanya
terlihat saat pengkaderan saja wajar jika kader kita berkata :“hei malaikat, dimana dirimu sekarang ? bukankah
kau yang mengenalkan dunia ini padaku, lalu mengapa kau sekarang seolah olah
pergi entah kemana ! hei malaikat, kembalilah aku memanggilmu”
Kita sadar bahwa tanggung jawab
kader sesungguhnya bukan hanya milik instruktur namu semua pimpinan. Pimpinan
selain harus mampu mengkemas kegiatan ikatan yang semenarik mungkin juga harus
harus mampu berkolaborasi dengan instruktur agar terwujudnya pengkaderan yang
masif. Tentu hal ini tidak bisa di lakukan hanya kegiatan formal saja, kita
harus mampu lakukan sebuah pendekatan kulturan agar kader dapat merasa nyaman
dengan seniornya. Salah satu konsep pendekatan kulturan yang
mungkin sedang berjalan adalah konsep SAHABAT.
Konsep
ini saya namakan sahabat di karena seorang pimpinan / instrukutur bukan hanya
dekat dalam hal organisasi namun juga kehidupan kader secara utuh.konsep ini
bisa di katakan sebagai bagi bagi
kader dan biasanya setiap pimpinan / instruktur akan efektif dalam menjalankan
misinya dengan perbandingan 1 pimpinan / instruktur memegang 3-5 kader baru.
Instrukutur memang manusia biasa
yang juga tersibukan dengan aktifitas keduniaannya, julukan malaikat kecil
merupakan perumpamaan posisi dirinya dalam ikatan. Namun, penting untuk instrukutur
mengerti tanggung jawabnya tanpa
melupakan kealfaan manusianya.
Pengoptimalan dan pemantapan peran
instruktur tentu dapat terwujud jika isntrukutur mengerti akan tanggung jawabnya.
“istiqomah dalam
perubahan, ikatan berperang melawan seleksi alam.bukan hanya untuk kita tonton
tapi kita teriakan LAWAN”
Refrensi terbesar karya
ini adalah buku manifesto gerakan intelektual profetik. Terimakasih :)


Tidak ada komentar:
Posting Komentar