Senin, 21 Desember 2015

Sekilas tentang sejarah Turki

Turki merupakan negara di semenanjung Arab yang sebagian wilayahnya termasuk dalam wilayah eropa. Ketika berbicara tentang Turki maka akan sangat berdekatan dengan pembahasan tentang Khilafah, Mustafa Kemal Pasha (Attaturk), Sekuler dan Kekuatan Islam. Negara ini pernah menjadi pusat kekuatan Khilafah Islam dengan panji – panji Dinasti Turki Usmani yang pernah menuai tinta emasnya bagi sejarah peradaban Islam, yang mungkin akan terus dikenang dan akan saat sulit untuk terulang yaitu ketika pada tahun 1453 kota Konstantinopel jatuh ke pangkuan umat muslim ditandai dengan kota tersebut berganti nama menjadi Islambul (Istanbul) yang memiliki arti kota islam.
Selama delapan abad tak terkalahkan dan menjadi dinasti yang luar biasa besar secara wilayah maupun pengaruh menjadikan kota istanbul, pusat kekuasaan Turki Usmani menjadi kiblat peradaban dunia yang pada saat yang sama, di belahan bumi eropa baru mulai terbangun pemahaman tentang peradaban. Turki merupakan salah satu bagian terpenting dari sejarah Islam modern. Namun sejarah yang masih diingat dan akan terus diingat oleh umat Muslim sedunia itu pun, adalah bahwa sejarah kegemilangan Khilafah yang pada akhirnya berakhir juga.
Seorang pemimpin Turki baru yang menurut kaum nasionalis dunia, termasuk soekarno berhasil menyelamatkan kerajaan Turki Usmani yang di juluki oleh eropa orang pesakitan dari timur dari kehancuran total yang di sebabkan penjajahan eropa dan pasca perang dunia I. Pencipta Turki Modern dan atas jasanya mendapat gelar Ataturk ( Bapak Turki ) dialah Mustafa Kemal pasha (Ataturk) dari salonika, wilayah Yunani yang dikuasai oleh dinasti Turki Usmani. Turki di bawah Mustafa Kemal merubah wajah turki yang awalnya agamais menjadi lebih modern, yaitu dengan perubahan sistem khilafah menjadi Republik yang secara resmi diumumkan pada tanggal 3 Maret tahun 1924.
Pasca menjadi Republik, Turki mendeklarasikan diri sebagai negara sekuler, posisi agama berada di ruang privat di bawah kontrol negara. Sekularisme bagi Mustafa adalah pilihan paling tepat untuk membawa Turki menjadi negara lebih baik sejajar dengan negara-negara Barat, khususnya Eropa. Menurutnya, sekularisme adalah motor penggerak kemajuan pembangunan, sebaliknya, Islam di mata Mustafa Kemal adalah statis dan hanya menghambat pembangunan, sehingga ia tidak memberikan ruang kekebasan bagi apa pun yang berbau Islam, dalam salah satu buku yang tulis oleh tokoh wanita turki, Halide Edip Hanoum mengatakan bahwa tujuan sekulerisme ini adalah memerdekan negara dari pengaruh agama dan membebaskan agama dari kekuatan negara sehingga tidak tergantung atau mengukung satu sama lain dalam berkembang.  Di era Ataturk, Turki dipaksa menjalankan tradisi-tradisi modern Barat dan menghapus tradisi-tradisi berbau etnis dan agama dalam rangka mencapai nasionalisme yang kuat. Hal ini terlihat dari proses sekulerisasi di banyak bidang, yakni politik, hukum, pendidikan, bahasa, budaya, dan sebagainya yang menutup akses bagi ajaran agama Islam yang murni untuk masyarakat Turki.
 Gagasan sekularisme semakin kokoh karena konstitusi Turki mengehendaki itu, dengan dikawal militer, yang berada di bawah kontrol Mustafa Kemal. Militer adalah tangan besi kekuasaannya untuk mendukung gagasannya. Dalam tubuh masyarakat turki mengalir darah kekuatan milter yang luar biasa besar semenjak zaman Turki Usmani bahkan sampai sekarang.
Ketika menilai seorang Mustafa Kemal akan didapati dua pertentangan besar yaitu, penilaian dari sudut pandang nasionalis dan penilaian dari sudut pandang agama. Dari sudut pandang nasionalis akan di dapat seorang sosok pahlawan dan pejuang kemerdekaan tanah air, pemilik rasa nasionalisme yang sangat tinggi dengan gaya diktaktor ala militer yang di milikinya mampu membawa Turki untuk bangkit dari jurang kehancuran menuju turki modern yang sejajar dengan eropa sesuai cita – citanya. Mustafa Kemal adalah seorang yang nasionalis karena lingkungan tempat belajar /studi beliau mulai mengenal peradaban-peradaban barat yang menarik perhatiannya kemudian karena dukungannya sahabatnya Ali fethi beliau mulai mengenal politik, karena beliau seorang yang nasionalis di Turki beliau berkeinginan untuk mengadakan perubahan-perubahan atau dalam bentuk Westernisasi sekularisasi di Turki dengan paham atau ide nasionalisme yang dianutnya.
Namun dari sudut agama dengan digalakannya gerakan sekulerisme, yang menurut Muhammad Arkoun adalah sikap spirit dan merupakan kompetisi untuk menguasai kebenaran atau mencapai kebenaran. Menurut beliau adalah sikap terhadap pengetahuan yaitu sikap yang berupaya menjadi terbuka dan bebas sampai sejauh mungkin, atau sampai batas yang memungkinkannya tidak hanya syarat - syarat politis dan sosial, tetapi juga kemajuan metodelogi, pengetahuan dan teknik yang mendominasi dalam suatu masa dan tempat, akan tetapi menurut Ahmad Syalaby pengertian sekuler yang lebih populer berbeda dengan pengertian sekuler diatas, karena pengertian sekuler yang lebih populer itu hampir sama dengan pengertian atheis. Pengertian sekuler inilah yang gerakan di Turki pada masa Mustafa Kemal jadi sangat wajar, jika pada akhirnya pada saat ini sangat banyak kaum agamais yang mengutuk Mustafa Kemal Attaturk. Salah satu imbas dari kebijakan ini adalah runtuhnya khilafah yang merupakan lambang atau alat kepemimpinan umat islam.

Jumat, 04 Desember 2015

Gerakan Mahasiswa Islam Abad 21




ISLAM BERKEMAJUAN
FALSAFAH GERAKAN MAHASISWA ISLAM ABAD 21
 

 “Ideologi yang Berkemajuan Mengandung jiwa pembaharuan dan kemajuan sejalan dengan watak islam. Islam yang berkemajuan memancarkan pencerahan bagi kehidupan dan melahirkan pencerahan secara teologis merupakan refleksi dari nilai nilai transendensi, liberasi, emansipasi dan humanisasi sebagaimana terkandung dalam alqur’an surat ali imran 104 dan 110”.

Islam sebagai agama bagi seluruh alam harus lah berpandangan jauh ke depan dan mampu menjawab tantangan zaman yang selalu berdinamika mengikuti perkembangan berbagai ideologi dan ilmu pengetahuan manusia. Namun, Belakangan banyak lahir gerakan-gerakan islam yang bersifat ideologis dan paham tentang keagamaan yang mulai menampakan keragamannya. Antara lain :

a.       Neorevivalisme Islam
Merupakan bentuk revivalisme baru yang lebih keras bahkan radikal. Gerakan ini menginginkan kembali ke zaman yang islam yang asli atau murni sehingga gerakan ini mengakar pada salafiyah namun dengan corak lebih kaku dan keras dan pusparagam. Contoh : Ikhwanul Muslimin, HTI, Jama’ah Tabligh
b.      Neomodern Islam
Bagi neomodern Islam kaum muslim harus mengkaji dari barat secara objektif, gerakan ini merupakan antitesis dari modern dan tradisionalisme yang melahirkan perpaduan diantara keduannya dan menawarkan jalan reaktualisasi transformasi islam yang lebih progesif terutama dalam pemikiran. Contoh : JIL
c.       Neotradisionalisme Islam
Gerakan ini merupakan reaksi terhadap gerakan modernisme yang dianggap melakukan despiritualisasi. Seringkali gerakan ini disamakan dengan Post-Neotradisionalisme karena sama-sama mengusung pemikiran yang berusaha mengdekontruksi warisan warisan budaya islam yang berstandart modernitas.

Islam berkemajuan sangat identik dengan Muhammadiyah sesuai dengan pernyataan pemikiran Muhammadiyah abad kedua tahun 2010 yaitu Islam yang berkemajuan menyemaikan benih-benih kebenaran, kebaikan, kedamaian, keadilan, kemaslahatan, kemakmuran, dan keutamaan hidup secara dinamis bagi seluruh umat manusia. Islam yang menjunjung tinggi kemuliaan manusia baik laki-laki maupun perempuan tanpa diskriminasi. Islam yang menggelorakan misi anti perang, anti terorisme, anti kekerasan, anti penindasan, anti keterbelakangan, dan anti terhadap segala bentuk pengrusakan di muka bumi seperti korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, kejahatan kemanusiaan, eksploitasi alam, serta berbagai kemunkaran yang menghancurkan kehidupan. Islam yang secara positif melahirkan keutamaan memayungi kemajemukan suku bangsa, ras, golongan, dan kebudayaan umat manusia di muka bumi.

Ikatan sebagai organisasi kader di organisasi otonom Muhammadiyah tentu harus selaras ideologi dan gerakan Muhammadiyah. Gerakan Islam berkemajuan bukan hanya milik Muhammadiyah dan Ikatan saja namun bisa dilakukan oleh siapa saja yang ingin adanya perubahan sosial bangsa Indonesia secara umum dan umat islam khususnya karena Islam berkemajuan adalah gerakan pencerahan dan menjujung tinggi kemuliaan. Terutama gerakan Mahasiswa abad 21 juga harus mampu memahami, mengerti dan mengimpletasikan  Islam Berkemajuan.

Dalam sejarah pergerakannya, Gerakan Mahasiswa indonesia atau dimanapun di belahan Bumi tidak dapat terlepas dari konteks masyarakat dimana gerakan tersebut terjadi. Dia tidaklah A-historis dari tempat dimana dia muncul, tanpa sebab-akibat yang tidak jelas. Gerakan mahasiswa indonesia mempunyai cerita tersendiri di setiap masanya mereka menorehkan tinta tinta emas sejarah indonesia, hal ini terbagi dalam  tiga masa pra kemerdekaan, pasca kemerdekaan dan Orde Baru.

Sebelum kemerdekaan gerakan mahasiswa atau pemuda memiliki cita cita kemerdekaan Indonesia dari penjajah. Pasca Kemerdekaan terdapat Bahasa yang sama pada waktu itu yaitu Mempertahankan Dan Menyelesaikan Revolusi Nasional. Mahasiswa pada Zaman Orde Baru bergerak setelah Sejak pemimpin orde baru mencoba mengontrol masyarakat dan mencegah berkembangnya setiap bentuk organisasi independen, banyak aktivis kelas menengah menjadi sadar dan mulai mengkritik rezim Orde baru
Gerakan Mahasiswa Islam sendiri dimulai dengan berdirinya Himpunan Mahasiswa Indonesia oleh Lafrane pane dan lahir di tengah-tengah suasana revolusi untuk mempertahankan kemerdekaan, yaitu pada 5 Februari 1947 di kota Yogyakarta. Lafran Pane dan kawan-kawan merasa prihatin dengan kondisi umat Islam saat itu yang terpecah-pecah dalam berbagai aliran keagamaan dan politik serta jurang kemiskinan dan kebodohan. Oleh karena itu, dibutuhkan langkah-langkah strategis untuk mengambil peranan dalam berbagai aspek kehidupan. Kemudian didirikanlah wadah perkumpulan mahasiswa Islam yang memiliki potensi besar bagi terbinanya insan akademik, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah yang kemudian kita kenal dengan Himpunan Mahasiswa Islam.
Tak lama kemudian, Nahdlatul Ulama (NU) sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia pada tanggal 17 April 1960 di Surabaya mendirikan sebuah organisasi sebagai wadah pergerakan angkatan mudanya dari kalangan mahasiswa yakni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Pada perkembangannya di awal tahun 1970-an PMII secara struktural menyatakan diri sebagai organisasi independen, terlepas dari ormas apapun, termasuk dari sang induknya, NU. Pada masa pergerakan mahasiswa 1998, menjelang peristiwa jatuhnya Soeharto, PMII bersama kaum muda NU lainnya telah bergabung dengan elemen gerakan mahasiswa untuk mendukung digelarnya people’s power dalam menumbangkan rezim Soeharto. Sikap ini telah jauh mendahului sikap resmi kiai senior NU yang lebih konservatif yakni senantiasa menjaga kedekatan dengan pusat kekuasaan untuk membela kepentingan pesantren. Di jalur intelektual PMII banyak mengembangkan dan mengapresiasikan gagasan-gagasan baru, misalnya mengenai hak asasi manusia, gender, demokrasi dan lingkungan hidup.
Ketika situasi nasional mengarah pada demokrasi terpimpin yang penuh gejolak politik di tahun 1960-an dan perkembangan dunia kemahasiswaan yang terkotak-kotak dalam bingkai politik dengan meninggalkan arah pembinaan intelektual, beberapa tokoh angkatan muda Muhammadiyah seperti Muhammad Djazman Alkindi, Rosyad Soleh, Amin Rais dan kawan-kawan memelopori berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di Yogyakarta pada tanggal 14 Maret 1964.  Sebagai organisasi otonom (ortom) Muhammadiyah sifat dan gerakan IMM sama dengan Muhammadiyah yakni sebagai gerakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi mungkar. Ide dasar gerakan IMM adalah Pertama Vision, yakni membangun tradisi intelektual dan wacana pemikiran melalui intelectual enlightement (pencerahan intelektual) dan intelectual enrichment (pengkayaan intelektual). Strategi pendekatan yang digunakan IMM ialah melalui pemaksimalan potensi kesadaran dan penyadaran individu yang memungkinkan terciptanya komunitas ilmiah.  Kedua Value, ialah usaha untuk mempertajam hati nurani melalui penanaman nilai-nilai moral agama sehingga terbangun pemikiran dan konseptual yang mendapatkan pembenaran dari Al-Qur’an. Ketiga Courage atau keberanian dalam melakukan aktualisasi program.
Lalu yang terakhir adalah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Islam (KAMMI) yang terbentuk dalam rangkaian acara FS LDK (Forum Sillaturahmi Lembaga Da’wah Kampus) Nasional X di Universitas Muhammadiyah Malang tanggal 25 - 29 Maret 1998. Setidaknya ada dua alasan terbentuknya KAMMI, pertama sebagai ekspresi keprihatian mendalam dan tanggung jawab moral atas krisis dan penderitaan rakyat yang melanda Indonesia serta itikad baik untuk berperan aktif dalam proses perubahan. Kedua, untuk membangun kekuatan yang dapat berfungsi sebagai peace power untuk melakukan tekanan moral kepada pemerintah. Selanjutnya bersama elemen gerakan mahasiswa lainnya, KAMMI melakukan tekanan terhadap pemerintahan Orde Baru melalui gerakan massa. Dalam pandangan KAMMI, krisis yang terjadi saat itu adalah menjadi tanggung jawab pemimpin dan pemerintah Indonesia sebagai pengemban amanah rakyat. Karena itu untuk memulai proses perubahan tersebut mesti diawali dengan adanya pergantian kekuasaan. Rezim Orde Baru dengan segala macam kebobrokannya, harus diganti dengan pemerintahan yang bersih dan berwibawa.  Setelah tidak kuat menahan desakan rakyat, akhirnya Soeharto dengan terpaksa meletakkan jabatannya. Namun bagi KAMMI, proses reformasi di Indonesia belumlah selesai, masih membutuhkan proses yang panjang. Lewat Muktamar Nasional KAMMI yang pertama, 1-4 Oktober 1998, KAMMI memutuskan diri berubah dari organ gerakan menjadi ormas mahasiswa Islam. Peran utamanya adalah untuk menjadi pelopor, pemercepat dan perekat gerakan pro-reformasi.
Setiap organisasi memiliki visi dan misi nya masing – masing, begitu juga dengan arah gerak dan garis perjuangan setiap organisasi. Namun yang perlu di sadari bersama adalah semua organisasi mahasiswa Islam mempunyai tujuan besar yang sama yaitu menegakkan Islam di bumi Allah SWT ini dengan setegak tegaknya. Maka hal utama yang harus di lakukan adalah menumbuh kembangkan Ukhuwah Islamiyah di antara semua organisasi tersebut. perlu adanya wadah bersama untuk bersatu adalah sebuah keniscyaan yang harus segera di wujudkan. Di dalam wadah tersebut bukan berarti meleburkan empat organisasi menjadi satu melainkan menjalin komunikasi yang baik agar tidak terciptanya sentimen antar organisasi dan jika memang perlu menciptakan pembagian peran yang jelas sebagai contoh Politik Islam di perankan oleh HMI, Pengembangan ilmu pengetahuan oleh IMM, penyadaran spiritual masyarakat oleh KAMMI dan PMII bagian lainnya.
Gerakan Mahasiswa Islam abad 21 mempunyai tantangan yaitu arus globalisasi yang begitu pesat. Islam di tuntut untuk sejalan dengan Ilmu pengetahuan dan perkembangan zaman, Ummat Muslim terutama Mahasiswa harus mampu menjawab hal tersebut bahwa Islam bukan hanya sebuah doktrin melainkan sumber ilmu pengetahuan. Tongkat estafet sudah saatnya di pegang oleh Mahasiswa Muslim abad 21 mengingat di masa lampau Islam memiliki intelek Muslim pada diri Hasan al Banna, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha dan masih banyak lagi. Mari persiapkan diri memegang amanah tersebut dengan perkuat jalinan Ukhuwah Islamiyah dan perdalam ilmu hal tersebut. Karena di sadari atau tidak telah terjadi pemupukan stigma kepada penduduk bumi bahwa Islam identik dengan terorisme.
Mari bersatu !!!!

Kamis, 03 Desember 2015

Diaspora Kader


Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan Diaspora Kader


            
Adakanlah dari kamu sekalian, golongan yang mengajak kepadake-Islaman, menyuruh kepada kebaikan dan mencegah daripadakeburukan. Mereka itulah golongan yang beruntung berbahagia " (QS Ali-Imran:104)

Awalnya, Organiasasi dengan nama Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di berdiri sebagai bentuk gerakan yang mencoba mengembalikan gerakan mahasiswa ke area idealisme-nya yang pada saat itu mulai terkotak – kotak  pada politik praktis dan ritual adat yang tidak sesuai islam. Hal ini yang menyebabkan kegiatan yang di lakukan IMM pada awalnya adalah kegiatan keagamaan seperti pengajian minggu pagi dan tidak tergabung dalam partai politik manapun sebagai bentuk indepensinya[1]. Sampai saat ini secara administrasi hal itu tetap di pertahankan oleh IMM, hal ini dibuktikan dengan adanya jarak yang tetap terjaga walaupun terdapat partai yang identik dengan Muhammadiyah. Tentu ini selaras ideologi Muhammadiyah selaku ayah kandung IMM  yaitu lebih memilih perjuangan dakwah pembinaan masyarakat daripada melalui jalur politik praktis yang berorentasi pada politik kekuasaan. Dalam konteks gerakan sosial, Muhammadiyah memilih ideologi amal saleh, yang menempatkan islam bukan sekedar ajaran Normatif dan Teoritik. Sehingga ideologi dalam gerakan sosial keumatan dan kemasyarakat ialah Ideologi islam pembebasan[2].
Pengkaderan yang terjadi di dalam tubuh Muhammadiyah identik dengan lahirnya Kader Persyarikatan sebagai contoh seorang kader dari awal akan mengikuti Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), lalu Ikatan Mahasiwa Muhammadiyah (IMM) kemudian Pemuda Muhammadiyah (PM bagi Ikwan) Nasyiatul Aisyiyah (NA bagi Ukhti) dan di akhiri dengan Muhammadiyah dan Aisyiyah[3]. Dalam perkembangannya, kader IMM yang merupakan putera Muhammadiyah juga selalu mengikuti trend tersebut apalagi dengan adanya Khittah Perjuangan Muhammadiyah yang mengandung garis strategi  perjuangan merupakan aspek atau unsur dari Ideologi Muhammadiyah. Ideologi Muhammadiyah yang tak lain adalah ideologi Islam Reformis - Modernis atau Ideologi yang Berkemajuan[4].
Muhammadiyah secara ideologis lebih memilih perjuangan dakwah non politik yang menekankan pada pembinaan masyarakat untuk terwujudnya masyarakat islam serta tidak pada perjuangan merebutkan kekuasaan sebagaimana partai politik dan bukan berarti Muhammadiyah berpaham Sekuler. Muhammadiyah memahami politik merupakan salah satu aspek muamalah duniawiyat yang harus di jiwai, di bingkai dan di arahkan oleh nilai ajaran Islam. Garis perjuangan dakwah non politik praktis tersebut secara konsisten di pegang oleh muhammadiyah sejak kelahirannya hingga di rumuskannya khittah palembang 1956, ponorogo 1969, ujung pandang 1971, surabaya 1978, dan denpasar 2002[5]. Mengutip tulisan A.H. Sani  “ Ikatan sebagai organisasi kader maka apapun yang di lakukan oleh ikatan adalah sesuai dengan Muhammadiyah”[6]. Mungkin saja hal ini yang menyebabkan kader IMM  merasa canggung untuk berdiaspora di luar Organisasi Persyarikatan.
IMM dengan tujuannya “Mengusahakan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah”[7] harus mampu mengimplikasikannya kepada masyarakat luas sesuai yang terkandung dalam salah satu hadist shahih yang mengatakan bahwa sebaik baiknya manusia adalah orang yang bermanfaat bagi manusia lain[8]. Tentu akan sangat menarik bagi seorang kader yang berdiaspora di luar Persyarikatan Muhammadiyah, bagaimana menyeimbangkan antara Idealisme Muhammadiyah dengan godaan kekuasaan politik praktis yang begitu menggiurkan. Diaspora sendiri mengandung arti penyebaran atau meninggalkan tempat asal ke berbagai tempat lain[9].
Jadilah menteri, insinyur, dokter, mantri tapi kembalilah ke Muhammadiyah[10] begitu kata pendiri Muhammadiyah K.H Ahmad Dahlan yang secara eksplisit sudah mentakdir kan bahwa kader Muhammadiyah harus mampu berdiaspora di berbagai bidang agar menjadi seorang yang ahli di bidang itu, namun tetap kembali pada Muhammadiyah sebagai rumah tinggalnya. Menurut Abdul Halim Sani[11] bentuk diaspora terbagi menjadi dua, yaitu diaspora kedalam dan diaspora keluar.
Bentuk diaspora kedalam merupakan suatu kewajiban bagi Ikatan dan tidak dapat di tinggalkan karena Ikatan merupakan organisasi kader dan bertugas untuk menjadi penerus dan penyempurna Gerakan Muhammadiyah. Ikatan berperan sebagai penguatan jaringan dan memberikan dorongan serta teguran pada Muhammadiyah jika tidak menjalankan amanatnya secara konskuen serta memberikan kontribusi dalam berbagai displin ilmu dan pemberdayaan guna mempersiapkan masyarakat yang berilmu sebagai ciri dari khoirul umat (masyarakat utama). Ikatan harus mendistribusikan kader kader terbaiknya guna mewarnai tubuh Muhammadiyah dan memberikan pencerahan terhadap Muhammadiyah agar tetap pada ghirohnya dan sebagai bentuk pengabdian secara profesional terhadap Muhammadiyah.
Bentuk Diaspora keluar adalah perwujudan intelektualitas yang di miliki oleh kader IMM yang harus di terapkan agar terciptanya masyarakat yang di harapkan sesuai dengan idealitas IMM. Diaspora keluar terbagi menjadi dua gerakan, yaitu gerakan secara individu dan secara organisatoris yang di maksudkan secara gerakan individu adalah gerakan yang di lakukan seorang kader sesuai dengan displin ilmu atau kemampuannya dalam melakukan gerakan sosial. Gerakan ini sangat memungkinkan individu tersebut tergabung dalam sistem ataupun independen. Sementara gerakan secara organisasi ini merupakan gerakan yang di laksanakan oleh organisasi dalam bentuk program kerja yang di laksanakan  bersama – sama, gerakan seperti inilah yang akan menumbuhkan kesadaran kolektif dalam setiap diri kader sehingga memudahkan terwujudnya masyarakat ideal sesuai yang di harapkan oleh Ikatan.
Sebelum melakukan diaspora gerakan, kesadaran diri kader dalam menginternalisasikan nilai - nilai Ikatan harus sudah tertanam. Doktrin Ikatan yang melakukan misi kenabian berupa pemberdayaan terhadap kaum dhuafa dan termarginalkan harus menjadi ruh dalam paradigma gerakan yang di lakukan oleh IMM. Etos kenabian IMM ini yang menjadi landasan pergerakan transformasi sosial yaitu yang bersifat bukan hanya membebaskan tetapi juga mengarahkan atau memiliki tujuan yang jelas sesuai dengan transformasi yang di lakukan oleh nabi (transformasi sosial)[12].
Dari pemahaman tersebut diatas secara tidak langsung telah mematahkan stigma yang mengatakan bahwa diaspora yang di lakukan oleh Kader Ikatan adalah Diaspora kekuasaan. Berbicara Diaspora dalam ruang lingkup yang lebih kecil yaitu organisasi dalam kampus atau Perguruan Tinggi seperti Badan Eksekutif Mahasiswa, Dewan Perwakilan Mahasiswa, Senat Mahasiswa, Unit Kegiatan Mahasiswa dan lain sebagainya haruslah dianggap sebagai ajang ber-Fastabiqul Khairat menerapkan kemampuan Intelektual seorang Kader Ikatan dengan anggota Organisasi Kepemudaan lainnya semacam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Kesatuan Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Front Mahasiswa Nasionalis (FMN), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan masih banyak lagi.
Mission Sacree atau misi suci yang dulu pernah di semboyankan oleh Imperalisme barat terhadap dunia timur terbukti hanyalah teori saja. Hal tersebut berbeda dengan Mission Sacree yang di gelorakan oleh kader Ikatan yang memang harus benar benar terwujud sebagai bentuk pencerahan bagi organisasi dalam kampus serta mensucikan gerakannya. Tentu misi suci ini akan dapat terwujud dengan cepat jika saja Ikatan mempunyai alat yaitu Posisi sebagai Pimpinan tertinggi dalam organisasi. Namun sudah seharusnya kader Ikatan meraih posisi tersebut dengan cara yag suci pula agar tidak menodai misi sucinya. Tujuan yang baik jika menggunakan cara yang salah maka akan tetap di anggap salah.

”Apabila sholat telah dilaksanakan, maka bertebarlah kamu di muka bumi carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung”. (QS. Al Jumu’ah :10)



[1] Melacak Sejarah kelahiran dan perkembangan IMM, Nurkhosin Agham
[2] Memahami Ideologi Muhammadiyah, Haedar Nashir
[3] Ikatan sebagai organisasi kader
[4] Pernyataan pikiran Muhammadiyah abad kedua
[5] Khittah Perjuangan Muhammadiyah
[6] Ontologi ikatan dalam tulisan sani, A.H. Sani
[7] AD IMM Bab III pasal 7
[8] HR. Thabrani dan Daruquthni
[9] Wikipedia
[10] Salah satu Pesan K.H Ahmad Dahlan
[11] Kader senior IMM
[12] Diaspora menurut A.H Sani

Memahami Ideologi Muhammadiyah

Sebagai seseorang yang merasa dirinya Kader Muhammadiyah, siapa yang tidak kenal buku ini ?
Mari kita kupas :)


Jangan Memaksakan dirimu Untuk membaca !!!



REVIEW BUKU 
“MEMAHAMI IDEOLOGI MUHAMMADIYAH – HAEDAR NASHIR”

           
A.    Pengantar
Ideologi seperti kata plato adalah kebenaran sejati, yang di temukan melalui proses panjang dan di yakini serta di laksanakan oleh pengikutnya sebagai pemikiran yang benar. Begitu pula dengan ideologi Muhammadiyah yang harus di pahami serta di laksanakan oleh kader muhammadiyah itu sendiri. Didalam ideologi Muhammadiyah itu sendiri termaktub di dalam  pemikiran resmi serta pemikiran lainnya dalam Muhammadiyah seperti Muqaddimah dengan Matan Keyakinan Cita cita hidup, serta khittah Muhammadiyah. Pemikiran pemikiran ini laha yang harus di ketahui oleh kader Muhammadiayah agar paham serta mengeti apa itu idelogi Muhammadiyah agar tidak terjadi penyusup penyusupan pemikiran lain dalam tubuh Muhammadiyah.
Dalam Buku ini Bapak Haedar menyebutkan kegelisan kegelisahan beliau tentang kondisi kader kini yang kurang utuh dalam menjelaskan apa itu Muhammadiyah serta ideologi yang di anut oleh Muhammadiyah. Menurutnya perlu ada nya pemahaman yang utuh, lengkap serta menyeluruh untuk Muhammadiyah terkhusus mengenai ideologi Muhammadiyah. Masih dalam buku ini Bapak Haedar akan berusaha mengupas pemikiran tentang Muhammadiyah scara komprenhensifberdasarkan rujukan pemikiran resmi yang mengandung ideologi Muhammadiyah.
Buku Memahami Ideologi Muhammadiyah ini terdiri terdiri dari sembilan BAB yang diawali dengan Perkembangan Ideologi sampai termasuk Pemikiran Pemikran Resmi Muhammadiyah yang beliau tulis ulang sebagai bahan rujukan dalam mengupas ideologi Muhammadiyah. Tidak ketinggalan beliau mencoba untuk mengkristalisasi serta Revitalisasi Ideologi Muhammadiyah dan mencantum kan PERNYATAAN PEMIKIRAN MUHAMMADIYAH ABAD KEDUA di bagian akhirnya. Semoga dengan adanya buku ini kader muhammadiyah semakin paham akan ideologi Muhammadiyah

B.     Pembahasan

BAB I.  PERKEMBANGAN IDEOLOGI
Muhammadiyah menurut bapak haedar nashir berada dalam dinamika ideologi yang komplek mulai tingkat nasional maupun internasional dan umat islam dengan segala macam orientasi dan gerakannya di abad 21 ini harus bersaing dengan kekuatan ideologi liberalisme, kapitalisme dan globalisme.
Secara kuantitatif jumlah umat islam saat ini mencapai 1,57 miliar dengan tingkat pertumbuhan 2,9 % , jumlah itu menyentuh prosentase 22 % dari pemeluk agama di dunia. Peluang untuk menjadi agama dengan pemeluk terbesar di dunia masih sangat mungkin terjadi dan ini akan memeberikan kemungkinan lain berupa beban moral, intelektual dan sosial. Isu Islam versus barat mungkin akan beralih menajadi Islam di barat.
Di indonesia, pasca Reformasi perekembangan gerakan islam di indonesia mulai menujukan keragaman yang sebagaian besar di kategorikan mewakili gerakan neorevivalisme dan neofundamentalisme islam. Tak mau kalah, ideologi islam yang mengusung liberal, moderat sampai radikal bermunculan di ikuti oleh gerakan neotradisionalisme yang sampai batas tertntu dianggap melampaui gerakan modern. Rivalitas inilah yang akan menjadi ujian bagi muhammadiyah sebagai gerakan islam yang membawa misi reformis modernisme  yang berkemajuan.
Muhammadiyah  berkomitmen untuk terus berjuang menjalankan misi utama yaitu ”menegakan dan menjujungkan tinggi agama islam sehingga terwujudnya masyrakat islam yang sebenar benarnya”. Hal ini harus di pahami oleh segenap kader bahwa ideologi muhammadiyah merupakan fondasi gerakan islam ini dan sistem paham serta strategi perjuangan dalam mewujudkan cita cita gerakan.
a.       Konteks perkembangan
Dalam muktamar Muhammadiyah ke 46 tahun 2010 yang di kenal sebagai Muktamar satu abad merumuskan kondisi objektif Muhammadiyah.
1.      Kekuatan Muhammadiyah terletak pada pondasi islam yang berlandaskan Al qur’an dan al sunnah, Reputasi Muhammadiyah sebagai salah satu Organisasi terbesar, Jaringan Muhammadiyah yang sudah tersebar luas bahkan sampai ASEAN, dan perkembangan Amal usaha yang sudah banyak hingga menjadi aset berharga bagi Muhammadiyah
2.      Kelemahan yang masih membayang bayangi Muhammadiyah antara lain, kurang memberikan pengembangan pemikiran islam dan kebangsaan bagi indonesia, kualitas Amal usaha yang belum optimal, terlau birokratis dan lamban dalam menghadapi persoalan masyarakat, dan terkesan gerakan kaum atas atau perkotaan.
3.      Peluang Muhammadiyah yang mungkin bisa di manfaatkan adalah masyarakat semakin terbuka dan demokratis, adanya otonomi daerah, melakukan kerja sama dengan lemabaga internasional, kesempatan yang di berikan ASEAN charter dan adanya pergeseran geo politik, ekonomi dan sosial budaya dari eropa dan amerika ke asia.
4.      Tantangan yang akan di hadapi Muhammadiyah ialah semakin besarnya arus sekulerisme dan materialisme, tumbuhnya radikalisme dalam gerakan sosial politik dan agama, cengkraman kapitalisme global yang semakin tajam, dan pergeseran geopolitik tersebut tadi akan menjadi tantangan jika Muhammadiyah tidak kongkret dalam menanggapinya.
b.      Ideologi Gerakan Islam Mutakhir
Belakangan banyak lahir gerakan gerakan islam yang bersifat ideologis dan paham tentang keagamaan yang mulai menampakan keragamannya. Antara lain :
1.      Neorevivalisme Islam
Merupakan bentuk revivalisme baru yang lebih keras bahkan radikal. Gerakan ini menginginkan kembali ke zaman yang islam yang asli atau murni sehingga gerakan ini mengakar pada salafiyah namun dengan corak lebih kaku dan keras dan pusparagam. Contoh : ikhwanul muslimin, HTI, jama’ah tabligh
2.      Neomodern Islam
Bagi Neomodern Islam kaum muslim harus mengkaji dari barat secara objektif, gerakan ini merupakan antitesis dari modern dan tradisionalisme yang melahirkan perpaduan diantara keduannya dan menawarkan jalan reaktualisasi transformasi islam yang lebih progesif terutama dalam pemikiran. Contoh : JIL
3.      Neotradisionalisme Islam
Gerakan ini merupakan reaksi terhadap gerakan modernisme yang dianggap melakukan de spiritualisasi. Seringkali gerakan ini di samakan dengan Post- neotradisionalisme karena sama sama menusung pemikiran yang berusaha mengdekontruksi warisan warisan budaya islam yang berstandart modernitas. Contoh : NU bersama tokohnya abdurrahman wahid.
c.       Penguatan Ideologi
Dalam salah satu keputuan Tanwir 2007 dinyatakan atau revitalisasi ideologi Muhammadiyah di pandang penting karena kondisi internal dalam persyarikatan mulai muncul masalah yang bersifat ideologis, antara lain
1.      Melemahnya pemahaman tentang muhammdiyah sehingga mudah tertarik dengan gerakan lain
2.      Rendahnya militasi dalam menggerakan persyarikatan
3.      Menurunnya ketaatan dan komitmen terhadap Muhammadiyah
4.      Melemah ukhuwah dan silahturahmi antar kader atau institusi dalam persyarikatan.
5.      Menguatnya tarikan politik dalam lingkungan persyarikatan.
6.      Tidak tergarapnya amal usaha Muhammadiyah secara optimal.
7.      Mudah masuk nya pemikiran luar ke dalam tubuh Muhammdiyah.
Karena Iktiharnya memahamkan ideologi Muhammadiyah menjadi penting maka seluruh kader dan pimpinan di haruskan menelaah serta mengkaji lebih dalam mengenai ideologi Muhammadiyah sehingga mampu menguatkan komitmen, militansi, dan pemngkhidmatkan dalm berkiprah mewujudkan tujuan dan cita cita muhammadiyah.

BAB II. IDEOLOGI MUHAMMADIYAH
Muhammadiyah  di kenal sebagai gerakan islam modern atau reformis.belakangan di kenakjan istilah Islam berkemajuan. Selama ini dalam memahami ideologi Muhammadiyah hanya sebatas menguraikan tentang Muqadimmah Anggaran Dasar atau MKCH Muhammadiyah.
a.       Konsep dan Subtansi Ideologi
Kelahiran Muhammadiyah melekat dengan Ideologi yakni ide ide dan cita cita tentang islam yang melekat dalam pemikiran dan spirit gerakan dari kyai Haji Ahmad Dahlan sebagai pendiri.Konsep ideologi dalam Muhammadiyah bersifat mendasar yaitu menyangkut dan di istilah kan Keyakinan dan cita cita hidup, ideologi Muhammadiyah ialah sistem keyakinan, cita cita dan perjuangan Muhammadiyah sebagai gerakan islam dal mewujudkan masyarakat islam yang sebenar benarnya.Subtansi ideologi dalam Muhammadiyah melekat dengan islam sebagai landasan dan pusat orientasi gerakan dengan pandangan yang di pahami Muhammadiyah
b.      Ideologi Modernis – Reformis
Orientasi reformis – modernis di tandai oleh wawasan keagamaan yang menyatakan bahwa islam merupak nilai yang memberikan dasar bagi semua aspek kehidupan dan karenanya harus di amalkan pada kehidupan sehari hari (jainuri, 2004).Ideologi ini memandang Islam mengandung aspek aspek sekaligus subtansi, ada ranah yang qath’iy tetapi sekaligus dhanniy, negara di anggap penting tetapi perhatian utama lebih pada pembangunan masyarakat.
c.       Ideologi yang Berkemajuan
Mengandung jiwa pembaharuan dan kemajuan sejalan dengan watak islam.watak dan ideologi berkemajuan tampak sekali dalam kandungan subtansi pandangan keagamaan sebagai mana temaktub dalam pernyataan pemikiran Muhammadiyah abad kedua tahun 2010. Islam yang berkemajuan memancarkan pencerahan bagi kehidupan dan mlehirkan pencerahan secar teologis merupakan refleksi dari nilai nilai transdensi, liberasi, emansipasi dan humanisasi sebagaimana terkandung dalam alqur’an surat ali imran 104 dan 110 yang menjadi inspirasi kelahiran Muhammadiyah.
d.      Kritalisasi Muhammadiyah
Kesimpulan dari pembahasan di atas :
-          Muhammadiyah sebagai ideologi, ideologi Muhammadiyah ialah sistem paham yang mengandung keyakinan, cita cita dan strategi gerakan untuk terwujudnya masyarakat islam yang sebenar benarnya.
-          Ideologi Muhammadiyah ialah ideologi islam yang menjadi kan islam sebagai pandangan hidup dan pondasi gerakan
-          Islam bagi Muhammadiyah merupakan identitas gerakan.
-          Ideologi Muhammadiyah berkarakter reformis – modernis dan islam berkamajuan.
-          Cita cita Muhammadiyah ialah mewujudkan masyarakat islam yang sebenar benarnya.
-          Idelogi Muhammadiyah mengandung Khittah perjuangan
-          Muhammadiyah berjuang dalm koridor kehidupan bangsa dan negara Republik indonesia yang berfilsafat pancasila.
-          Muhammadiyah beregerak dengan sistem organisasi
Dari pemikiran diatas jika di kristalkan maka yang di maksud esensi, hakikat subtansi idelogi Muhammadiyah ialah sistem paham yang menyeluruh mengandung keyakina, citi cita dan strategi perjuangan dalam rangka mewujudkan masyarakat islam yang sebenar benarnya. Dan berkarakter islam dalam segala segi kehidupan.

BAB III MUQADDIMAH ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH
Pokok pokok pikiran Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah :
  • Pokok Pikiran pertama : Hidup manusia harus berdasarkan tauhid meng esak an allah  bertuhan beridabadah serta tunduk dan taat hanya kepada allah swt.
  • Pokok pikiran kedua : hidup manusia itu bermasyarakat
  • Pokok pikiran ketiga : Hanya hukum allah yang sebenar benarnya, satu satunya yang bisa di jadikan sendi dan landasan untuk membentuk pribadi muslim yang utama dan mengatur ketertiban hidup bersama dalam menuju hidup bahagia dunai akhirat.
  • Pokok pikiran keempat : berjuang menegakan dan menjunjung tinggi agama islam dalam rangka mewujudkan masyarakat islam yang sebenar benarnya adalah wajib sebagai ibadah kepada allah berbuat ikhsan dan islah kepada manusia dan masyarakat
  • Pokok pikiran ke lima : perjuangan menegakan dan menjunjung tinggi agama islam dalam rangka mewujudkan masyarakat islam yang sebenar benarnya hanya akan terwujud bila kita mengikuti jejak perjuangan para nabi terutama perjuangan nabi besar Muhammad SAW
  • Pokok pikiran ke enam : perjuangan mewujudkan pokok pokok pikiran tersebut hanya akan dapat terlaksana dengan sebaik baik nya dan berhasil bila di kerjakan dengan cara berorganisasi. Oragnisasi adalah satu satu nya alat atau cara perjuangan yang sebaik baiknya.
  • Pokok pikiran ketujuh : pokok pokok pikiran seperti yang di uraikan dan di terangkan diatas adalah yang dapat mewujudkan keyakinan dan cita cita hidupnya terutama untuk mecapai tujuan yang menjadi cita cita nya, ialah terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur lahir dan batin yang di ridhai oleh allah yaitu masyarakat islam yang sebenranya benarnya.

BAB IV MATAN KEYAKINAN DAN CITA CITA HIDUP MUHAMMADIYAH
Sistematika rumusan MKCH yang terdiri dari lima angka tersebut dapat di bagi menjadi 3  kelompok.
Kelompok kesatu : mengandung pokok pokok persoalan yang bersifat ideologis ialah angka 1 dan 2 yang berbunyi :
1.      Muhammadiyah adalah gerakan islam dan dakwah amar makruf nahi mungkar beraqidah islam dan bersumber al qur’an dan assunah bercita cita dan bekerja untuk terwujdunya masyarakat islam yang sebenar benarnya, untuk menjalankan misi dan fungsi manusia sebagai hamba dan khalifah di bumi.
2.      Muhammadiyah berkeyakinan bahwa islam adalah agama allah yang di wahyu kan kepada rasul nya sejak nabi adam, nuh,  ibrahim , musa, isa dan seterusnya sampai kepada nabi penutup Muhammad s.a.w. sebagai hidayah dan rahmat allah kepada umat manusia sepanjang masa dan menjamin kesejahteraan hidup materiil dan spirituil, duniami dan ukhrawi.
Kelompok kedua : mengandung persoalan mengenai paham agama menurut muhammadiyah, ialah angka 3 dan 4 yang berbunyi :
3.      Muhammadiyah mengamalkan islam berdasarkan ai qur’an dan as sunnah rasul
4.      Muhammadiyah bekerja untuk terlaksanannya ajaran ajaran islam yang meliputi bidang bidang : aqidah , akhlaq, ibadah dan muamalah duniawiyat
Kelompok ketiga : mengandung persoalan mengenai fungsi dan misi muhammadiyah dalam masyarkat Negara Republik Indonesia, ialah angka 5 yang berbunyi :
5.      Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa indonesia yang telah mendapat karunia dari allah swt verupa tanah air yang mempunyai sumber sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan negara Republik Indonesia yang berdasar pancasila dan undang undang Dasar 1945, untuk berusaha bersama sama menjadikan suatu negara yang adil makmur dan di ridhoi alla swt : “BALDATUN THAYYIBATUN RABBUN GHAFUR”

BAB V KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH
Sifat sifat Muhammadiyah :
1.      Beramal dan berjuang demi kedamaian dan kesejahteraan
2.      Meperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah islamiyah
3.      Lapang dada luas pemandangan dengan memandang teguh agama islam
4.      Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan
5.      Menindah kan segala peraturan, undang undang hukum serta dasar dan falsafah negara yang syah
6.      Amar makruf nahi mungkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik
7.      Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud islah dan pembangunan sesuai dengan ajaran islam
8.      Kerjasama dengan golongan islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan agama islam serta membela kepentingannya.
9.      Membantu pemerintah serta bekerja sama dengan golongan lain  untuk memlihara dan membangun neagara untuk mencapai masyarakat yanga adil dan makmur yang di ridhoi allah swt.
10.  Bersifat adil serta korektif kedalam dan ke luar dengan bijaksana.

BAB VI KHITTAH PERJUANGAN
Khittah perjuangan mengandung garis strategi  perjuangan merupakan aspek atau unsur dari ideologi muhammadiyah. Ideologi muhammadiyah yang tak lain adalah ideologi islam reformis - modernis atau ideologi yang berkemajuan. Muhammadiyah secara ideologis lebih meilih perjuangn dakwah non politik yang menekankan pada pembinaan masyrakat untuk terwujudnya masyarakat islam serta tidak pada perjuangan merebutkan kekuasaan sebagaimana partai politik dan bukan berarti muhammadiyah berpaham sekuler, muhammadiyah memahami politik merupakan salah satu aspek muamalah duniawiyat yang harus di jiwai, di bingkai dan di arahkan oleh nilai ajaran islam.
Garis perjuangan dakwah non politik praktis tersebut secara konsisten di pegang oleh muhammadiyah sejak kelahirannya hingga di rumuskannya khittah palembang 1956, ponorogo 1969, ujung pandang 1971, surabaya 1978, dan denpasar 2002.
                        
                        BAB VII KRISTALISASI IDEOLOGI MUHAMMADIYAH
         Dalam keputusan tanwir tentang kristalisasi ideologi dan khittah Muhammadiyah tersebut dinyatakan pokok pokok pikiran yang bersifat subtansi dari ideologi Muhmmadiyah. Termasuk didalamnya mengapa kader harus paham akan ideologi Muhammadiyah dan pandangan muhammadiyah terhadap keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.diharapkan kader Muhammadiyah setelah memahami ideologi Muhammadiyah bisa membedakan dengan ideologi lain sekaligus dapat mengaktualkan diridan memasyarakatkannya baik di dalam maupun ke luar.

BAB VIII REVITALISASI IDEOLOGI MUHAMMADIYAH
Muhammadiyah memandang bahwa ideologi harus di pahami oleh seluruh lingkungan Muhammadiyah yang terwujud dalam segala sikap dan tindakan kehidupan sehari hari sehingga mencapai tujuannya. Sehingga pada Tanwir 2007 di Yogyakarta di rumuskan dan di putuskan Revitalisasi Ideologi.
Revitalisasi artinya penguatan kembali, merupakan strategi kebijakan yang di maksudkan guna melakukan perubahan mendasar agar organisasi semakin kuat dan kokoh.  Revitalisasi ini di lakukan secara bertahap dan tersistem melalui proses penataan, pembinaan, peningkatan dan pengembangan.
Dalam keputusan Tanwir 2007 menghasil dua keputusan yang pertama, kebijakan berupa langkah langkah organisatoris dalam titel Revitalisasi ideologi dan yang kedua, Revitalisasi ideologi sebagai Konsolidasi keyakinan dan cita cita hidup muhammadiyah.

BAB IX PERNYATAAN PIKIRAN MUHAMMADIYAH ABAD KEDUA
Pada Muktamar ke 46 atau yang terkanal dengan Muktamar satu abad dihasilkan keputusan yakni Pernyataan Pikiran Muhammadiyah Abad Kedua. Hasil tersebut dapat di masukan kedalam Pikiran ideologi Muhammadiyah karena mengandung pernyataan pernyataan pikiran mendasar atau fundamental yang harus menajdi bingkai dan acuan pemikiran Muhammadiyah memasuki abad kedua.
Hal mendasar yang terkandung dalam pernyataan pikiran abad kedua antara lain tentang refleksi perjuangan Muhammadiyah selama satu abad yang lalu, pandangan keislaman, wawasan kebangsaan dan kemanusian serta agenda Gerakan Muhammadiyah. Hal tersebut di rumuskan dalam pandangan keislaman Muhammadiyah yaitu islam yang berkemajuan.Tentang wawasan kebangsaan terkandung isi penegasan pandangan kebangsaan Muhammadiyah  terhadap NKRI, UUD 45 dan juga Pancasila, serta konsisten mengintregasikan keislaman dengan keindonesiaan. dan kemanusiaan. dan tentang wawasan kemanusiaan Muhamamdiyah menegaskan tentang Kosmopolitanisme islam. Sementara tentang agenda abad kedua Muhammadiyah menegaskan tekad dan usaha untuk terus menerus menjadikan gerakannya pencerahan yang mengandung miisi membebaskan, memberdayakan dan memajukan kehidupan .

BAB X PENUTUP
Ideologi Muhamadiyah adalah sistem paham yang mengandung keyakinan, cit cita dan strategi perjuangan untuk terwujudnya masyarakat islam yang sebenar benaranya. Ideologi Muhammadiyah adala islam yang berwatak kemajuan yang di sebut reformis modernis yang bersifat tengahan atau moderat.
Ideologi Muhammadiyah lebih memilih perjuangan dakwah pembinaan masyarakat daripada melalui jalur politik praktis yang berorentasi pada politikk kekuasaan.dalam konteks gerakan sosial, Muhammadiyah memilih ideologi amal saleh, yang menempatkan islam bukan sekedar ajaran normatif dan teoritik. Sehingga ideologi dalam gerakan sosial keutmatan dan kemasyarakat ialah ideologi islam pembebasan.
Ideologi Muhammadiyah secara subtansi dan kesejarahan melekat pada spirit dan paham kyai haji Ahmad Dahlan tentang islam yang diaktualisasikan dengan kelahiran Muhammadiyah. Ideologi Muhammadiyah bercorak reformis modernis dan berbasis islam yang berkemajuan.
Ideologi Muhammadiyah tidak hanya dipahami komitmen lisan atau tulisan tetapi harus di sosialisasikan agar proses ideologisasi Muhammadiyah akan berhasil manakala di gerakan oleh para pelakunya benar benar memahami , meyakini, dan berkomitmen kuat dalam menggenggam prinsip, sistem dan usaha yang dilakukannya dengan pengkhidmatan yang tinggi.

“ dan tiadalah kami mengutus kamu , melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam”